Pages

Saturday, March 12, 2011

Mahalnya Nilai Setitis Air Mata

أعوذ باللّه من الشيطان الرجيم
بسم الله الرحمن الرحيم


Sesekali termenung, berteleku di atas hamparan permaidani, merindui saat air mata mengalir ke pipi… Oh Tuhanku, aku benar-benar rindukan detik itu…
Baru kini kusedar betapa mahalnya harga setitis air mata..
Sedang menaip ini pun masih sedih! Namun, air mata itu masih meletakkan harga yang tinggi, bagaimana bisa aku mendapatkannya? Hati menangis, tetapi gagal! Ya Allah, meskipun sirah-sirah Nabi bermain-main di kotak pemikiran, namun gagal lagi menjiwainya! Jelas gagal! Hampa dengan diri sendiri, kecewa dengan hati yang gelap ini..
Aduh, maafkanlah aku Ya Allah andai diri ini telah banyak membuat dosa. Kadang-kadang terfikir apakah nafsu atau akal yang mendorong untuk membuat kebaikan?
Tetapi hati masih gagal mentafsir.
Ya Nabi, selawat dan salam ke atasmu, saat engkau berbaju lusuh, aku ini masih sempurna pemakaianku, namun imanku tidaklah sentiasa meningkat sepertimana imanmu (masih tercari-cari iman yang sebahagian lagi!)
Ya Khadijah, walaupun aku cuba untuk menjadi seorang yang penyayang sepertimana dirimu, namun nafsu ini masih membataskan tahap kesabaran itu (hinanya diri ini!)
Ya Fatimah, saat engkau menggauli tepung, aku pula hanya tahu menikmatinya. Namun, aku tidak mendapat keberkatan sepertimana air tanganmu itu, kerana aku hamba-Nya yang hina, bukanlah wanita penghulu syurga sepertimu.
Ya Ali, pintu segala ilmu. Aku ini masih mencari nilai sebuah mutiara yang yakni terjaga rapi di dasar lautan, namun tidak berdaya untukku memberi 10 jawapan yang berbeda andai disoal manusia (betapa dangkalnya fikiranku!)
Ya Rabiatul Adawiyah, terngiang-ngiang di hati saat engkau bermunajat menghadap-Nya. Wahai Tuhan, kutidak layak ke syurga-Mu, namun tidak kusanggup ke neraka-Mu. “Andai rahmat-Mu terletak di neraka-Mu, campakkanlah aku ke dalamnya”
(Sanggupkah aku?)
Ya Sumayyah, wanita penghulu syuhada. Hatimu teguh membenarkan iman, namun aku masih ragu-ragu adakah aku mampu untuk mempertahankan iman ini? (sedangkan diri ini masih lagi tewas pada bisikan syaitan!)
Ya Khaulah, sengaja kupilih nama ini. Apakah aku mampu menjadi sekuatmu? Sekali menghayun pedang, tewas 3 orang kafir. Malah, wanita sepertimu tangkas membunuh lebih 1000 musyrikin dalam peperangan.
Hatiku tidak akan ceria lagi! Ya Allah, dengarlah bisikan hatiku.. Ya Allah, bantulah aku dalam menghadap-Mu di muka pengadilan. Ringakanlah bebanku.. (sedangkan beban yang dipikul Nabi Muhammad itu lebih hebat!)
Ya Allah, saat lidahku berkata-kata kumohon agar engkau menemani setiap bicaraku..
Ya Rahman, saat diri lokek bersedekah kumohon kaugerakkanlah hati ini untuk memberi saham akhirat.
Ya Rahiim, saat syaitan membisikkan api kebencian, kumohon supaya kau padamkan ia segera dengan sinar kasih-Mu..
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati-hati kami pada agama-Mu dan ketaatan pada-Mu.
Amiin Ya Rabbal ‘aalamiin

Sumber.: khaulah.blogspot

0 comments:

Post a Comment